Main Article Content
Abstract
Latar Belakang: Papua memiliki tingkat endemisitas malaria dan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Infeksi malaria selama kehamilan dapat mengganggu perfusi plasenta dan suplai nutrisi janin, yang berdampak pada berat badan lahir rendah (BBLR) dan panjang badan lahir pendek, serta berpotensi menyebabkan stunting pada anak usia dini. Tujuan: Menilai hubungan antara berat badan lahir, panjang badan lahir, dan infeksi malaria maternal dengan pertumbuhan linear anak usia 0–59 bulan di Papua. Metode:Penelitian potong lintang ini melibatkan 212 anak yang memiliki data kelahiran dan riwayat kesehatan ibu lengkap dari fasilitas kesehatan di Papua (2024). Data berat dan panjang badan lahir diambil dari catatan kelahiran, sedangkan riwayat malaria ibu diperoleh dari rekam medis. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menilai hubungan ketiga variabel dengan tinggi badan anak, dikontrol oleh usia dan jenis kelamin. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara panjang badan lahir (β = +0,98; p < 0,001), berat badan lahir (β = +0,05; p = 0,021), dan infeksi malaria ibu (β = –1,68; p = 0,003) dengan tinggi badan anak. Anak dari ibu yang terinfeksi malaria memiliki rerata tinggi badan sekitar 3 cm lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa infeksi. Kesimpulan: Berat dan panjang badan lahir serta infeksi malaria maternal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan anak usia dini di Papua.
Keywords
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in this Journal agree to the following conditions:
- Copyright in each article belongs to author
- The author acknowledges that this journal has the right to publish articles with the copyright holder to author
- It is prohibited by law to copy or duplicate part or all of the contents of articles in this journal in any way and in any form and is prohibited from distributing the articles either electronically or printed without written permission from the Journal of Health, Education adn Literacy
