https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/issue/feedBIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya2025-07-04T10:12:20+08:00Phika Ainnadya Hasanphikahasan@unsulbar.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>BIOMA : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya </strong>dengan <strong>e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1593873523" target="_blank" rel="noopener">2746-0029</a></strong> diterbitkan oleh Universitas Sulawesi Barat. Terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember) dengan tujuan sebagai media komunikasi ilmiah bidang Biologi dan pembelajarannya yang diangkat dari hasil penelitian atau studi literature. Redaksi menerima naskah dengan ketentuan penulisan seperti tercantum pada halaman sampul belakang. Naskah yang masuk ke redaksi BIOMA akan diseleksi oleh dewan redaksi.</p>https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4522Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Bunga Kirinyuh (Chromolaena odorata L.)2025-06-15T22:21:09+08:00Florian Mayesti Prima Remba Makinflorian@unimor.ac.id<p>Kirinyuh (<em>Chromolaena odorata</em> L.) merupakan anggota suku Asteraceae atau Compositae. Tumbuhan ini termasuk invasive dan sering dianggap sebagai gulma karena pertumbuhannya yang agresif. Telah ada banyak penelitian tentang daun kirinyuh namun sangat minin kajian tentang bunganya. Secara tradisonal bunga kirinyuh sudah dimanfaatkan sebagai obat luka. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi senyawa metabolit sekunder bunga kirinyuh. Dengan demikian potensi yang ada pada bunga kirinyuh dapat dikembangkan bukan hanya daunnya. Metode yang digunakan adalah meserasi menggunakan pelarut etanol. Hasil penelitian diperoleh delapan senyawa. Tiga senyawa paling tinggi yaitu Asam 2-karboksilat-4-hidroksi-2-metil-pirolidin dengan presentase 32,43%; 3,5-dihidroksi-2-metil-5,6-dihidropiran-4-on sebesar 23,36%; dan <em>Cis</em>-oktadec-9-enal dengan presentase 21,03%. Identifikasi metabolit sekunder bunga kirinyuh didominasi adalah golongan terpena.</p>2025-06-15T15:55:47+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannyahttps://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4985PERBANDINGAN BERKAS PENGANGKUT DAN STOMATA PADA JAGUNG LOKAL GORONTALO2025-06-15T22:21:09+08:00wafiq aziza m. ladomawafiq_s1biologi@mahasiswa.ung.ac.idNovri Kandowangkonovrikandowangko@ung.ac.idFebriyantifebriyanti@ung.ac.idJusna Ahmadjusnakahamad@gmail.comAisyah Ahmadaisyahahmad@pertanian.go.id<p>Provinsi Gorontalo merupakan daerah penghasil jagung (<em>Zea ma</em>ys L.) di Indonesia, diantaranya jagung varietas unggul dan jagung lokal. Jagung lokal Gorontalo memiliki kenampakan morfologi yang hampir mirip, terutama jagung doti dan siropu. Perbedaan dari jagung lokal ini diantaranya dapat dilihat pada warna tongkol, warna batang dan bentuk biji. Secara anatomi memiliki perbedaan dalam ukuran berkas pengangkut batang, daun, dan jumlah stomata pada jagung doti dan siropu pada berbagai usia. Penelitian ini membandingkan berkas pengangkut batang, daun, tipe stomata dan jumlah stomata tanaman jagung doti dan siropu lokal Gorontalo pada berbagai usia. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan berkas pengangkut batang,daun, tipe stomata dan jumlah stomata tanaman jagung doti dan siropu lokal Gorontalo pada berbagai usia. Indikator yang diamati dalam penelitian ini perbandingan berkas pengangkut batang,daun, tipe stomata dan jumlah stomata tanaman jagung doti dan siropu lokal Gorontalo pada berbagai usia. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam struktur jaringan berkas pengangkut batang, daun jagung doti dan siropu pada berbagai umur yang berbeda menunjukkan adanya adaptasi dalam transportasi air, dan nutrisi. Stomata pada jagung doti dan siropu ditemukan di dikedua sisi daun adaksial (atas) dan abaksia (bawah) daun, dengan tipe stomata graminae.</p>2025-06-15T17:20:51+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannyahttps://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4831Etnobotani Tumbuhan Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr) pada Suku Melayu Bangka Desa Sungkap, Bangka Tengah 2025-07-04T10:12:20+08:00Gita Fitrigitaafitri1212@gmail.comRiko Irwantoriko-irwanto@ubb.ac.idDian Akbariniakbarini@gmail.comHenri Henribiology.henry@gmail.com<p><em>Arenga pinnata</em> atau dikenal dengan nama aren atau enau merupakan tanaman multifungsi yang dimanfaatkan oleh berbagai suku di Indonesia, termasuk suku Melayu Bangka. Kajian etnobotani merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengetahuan lokal dan pemanfaatan <em>A. pinnata</em> secara berkelanjutan. Masyarakat Melayu di Desa Sungkap, Kabupaten Bangka Tengah memanfaatkan dan membudidayakan <em>A. pinnata</em>. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal dan upaya konservasi <em>A. Pinnata</em><em>.</em> Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan etnobotani melalui observasi dan wawancara terhadap 14 informan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dengan mentabulasikan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat mengenal <em>A. Pinnata</em> dengan nama enau dan air nira dari <em>A. pinnata</em> dengan nama kabung. Bagian <em>A. pinnata</em> dan pemanfaatannya oleh masyarakat yaitu akar (obat tradisional), batang (gagang cangkul/kapak, junjung sahang, kayu bakar), bunga (nira), tulang daun (batang), dan ijuk (ijuk sapu, <em>septic tank</em>). Sari enau digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula aren untuk dijual. Masyarakat lokal memiliki kearifan yang disebut “Pepatah sel” yang diyakini masyarakat Desa Sungkap secara turun temurun yang dibacakan selama proses pengambilan air nira. Masyarakat Melayu Desa Sungkap melakukan konservasi dengan cara melakukan penaburan benih aren secara pribadi dan dibuatkan desa konservasi aren oleh pihak desa sebagai bentuk konservasi <em>A. pinnata.</em></p>2025-06-15T22:01:47+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannyahttps://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4942PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN SMART APPS CREATOR (SAC) PADA MATERI VIRUS KELAS X SMA2025-06-15T22:21:09+08:00M Irfanirfan.razak@unsulbar.ac.idEvi Susantievis37610@gmail.comMufti Hatur Rahmahmuftihaturrahmah@unsulbar.ac.idMuh. Rizal Kurniawan Yunusm.rizalkurniawanyunus@unsulbar.ac.idSari Rahayu Rahmansarirahayu@unsulbar.ac.id<p>Penggunaan media berperan penting dalam proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran perlu menerapkan penggunaan teknologi dan informasi. Studi ini bertujuan untuk menciptakan media pembelajaran dalam bentuk aplikasi Android tentang materi virus untuk peserta didik kelas X SMA sekaligus mengevaluasi validitas, kepraktisan, dan keefektifannya. Metode yang digunakan adalah <em>Research and Development</em> (R&D) dengan model 4D, meliputi empat tahap: <em>Define</em> (Pendefinisian), <em>Design</em> (Perancangan), <em>Development</em> (Pengembangan), dan <em>Dissemination</em> (Penyebaran). Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 3 Majene, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dengan subjek penelitian terdiri dari 28 peserta didik kelas X MIPA 3 dan dua guru biologi. Validitas media pembelajaran berbasis Android dinilai oleh dua ahli menggunakan lembar validasi media dan materi, menghasilkan skor rata-rata 4,6 yang tergolong sangat valid. Kepraktisan diukur melalui angket respon guru dan peserta didik, dengan hasil 85,9% (peserta didik) dan 87,9% (guru), keduanya dalam kategori sangat praktis. Sementara itu, keefektifan diuji melalui tes hasil belajar, menunjukkan persentase 89,2% yang termasuk kriteria sangat efektif. Dengan demikian, media pembelajaran berbasis Android ini dinyatakan valid, praktis, dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.</p>2025-06-15T22:02:15+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannyahttps://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4953Keanekaragaman Ikan di Perairan Kasoloang Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat2025-06-15T22:21:10+08:00Saripa Wahdasaripawahda777@gmail.comMasyitha Wahidmasyithawahid@unsulbar.ac.idFirdaus Firdausfirdaus@unsulbar.ac.idSyamsiara Nursyamsiara_nur@unsulbar.ac.id<p style="font-weight: 400;">Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat keanekaragaman hayati laut yang tinggi, termasuk dalam hal keanekaragaman ikan. Namun, informasi ilmiah mengenai spesies ikan di beberapa wilayah pesisir, seperti Desa Kasoloang, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi spesies ikan, (2) menghitung keanekaragaman spesies ikan, dan (3) mengukur karakteristik parameter lingkungan perairan Kasoloang, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Studi ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan sampel secara <em>purposive</em> (<em>purposive sampling</em>). Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun penelitian selama 12 hari menggunakan pukat dengan diameter mata jaring 1,5 inci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) teridentifikasi 26 spesies ikan di perairan Kasoloang dengan spesies yang paling banyak ditemukan adalah <em>Gazza dentex</em>, (2) indeks keanekaragaman ikan di perairan Kasoloang tergolong sedang (H’=2,405), indeks kemerataan tergolong tinggi (E=0,738), dan indeks dominansi tergolong rendah (C=0,157) atau tidak ada spesies yang mendominasi, yang mencerminkan komunitas ikan yang relatif stabil, serta (3) kondisi parameter lingkungan seperti suhu (27,7 ºC), salinitas (29,25 ‰), dan pH (7,15), berada dalam kisaran yang masih mendukung kehidupan ikan. Temuan ini memberikan informasi awal yang penting dalam upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di wilayah pesisir Sulawesi Barat.</p>2025-06-15T22:20:01+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannyahttps://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/bioma/article/view/4950PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH AMPAS TAHU DAN KULIT PISANG KEPOK TERHADAP HASIL TANAMAN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia L.) PADA HIDROPONIK SISTEM DFT2025-06-30T06:24:01+08:00nurfitriyah majidahfitriyahmajidah@gmail.comSaiful Bahrifitriyahmajidah@gmail.comMisbakhul Munirnurfitriyahmajidah@gmail.comHanik Faizahhanikfaizah@uinsa.ac.id<p>Bawang dayak (Eleutherine palmifolia L.) adalah tanaman kebun yang lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional secara turun-temurun. Budidaya bawang Dayak secara konvensional belum mampu memberikan hasil panen yang optimal. Salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah menanam bawang Dayak dengan metode hidroponik DFT (Deep Flow Technique) memakai pupuk organik cair dari limbah ampas tahu dan kulit pisang kepok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh berbagai konsentrasi pupuk organik cair dari limbah ampas tahu dan kulit pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman bawang Dayak pada hidroponik DFT. Metode penelitian yang diterapkan yaitu sebuah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan variasi yang digunakan, yaitu Kontrol AB, POC 25%, POC 50%, POC 75%, dan Media Tanah. Observasi pertumbuhan tanaman bawang Dayak dilakukan setelah tanaman mencapai usia 60 hari. Analisis data dilakukan melalui uji One Way Anova dan uji Kruskal Walis. Perlakuan pemberian pupuk organik cair limbah ampas tahu dan kulit pisang kepok konsentrasi 50% (C) memberikan hasil pertumbuhan terbaik pada parameter jumlah umbi (2,6), sedangkan perlakuan konsentrasi 75% (D) memberikan hasil pertumbuhan terbaik pada parameter tinggi tanaman (31,8 cm).</p> <p>Kata kunci— Ampas tahu, kulit pisang kepok, hidroponik DFT, bawang Dayak</p>2025-06-30T06:24:01+08:00Copyright (c) 2025 BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya