Main Article Content

Abstract

Anemia lebih dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Secara global, penderita anemia mencapai 2,3 miliar. Asia dan Afrika tercatat memiliki prevalensi kejadian anemia tertinggi yaitu 85% yang dialami oleh wanita dan anak-anak.  Sekitar 50% diantaranya mengalami anemia defisiensi besi (ADB). Anak usia dini masih sangat membutuhkan pemenuhan akan gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin termasuk zat besi (Fe). Fe berperan dalam proses pembentukan eritrosit, sintesa hemoglobin, dan suplai oksigen ke seluruh jaringan. Kekurangan Fe dapat menyebabkan Anemia Defisiensi Besi (ADB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian anemia pada anak usia dini (5-12 tahun) berdasarkan formula indeks Mentzer. Penelitian bersifat desktiptif dengan pendekatan cross-sectional study yang dilakukan di RSIA Sitti Khadijah Makassar berdasarkan data sekunder (rekam medis) selama dua tahun. Besar sampel yang digunakan yaitu 80 data yang diperoleh melalui tehnik purposive sampling. Berdasarkan perhitungan formula indeks Mentzer diperoleh hasil penelitian sekitar 85% orang anak yang mengalami anemia defisiensi besi (ADB), Thalassemia sebanyak 8,75% orang anak, dan normal sebanyak 6,25%. Penyakit ADB pada anak usia dini perlu penanganan yang cepat dengan melihat faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian ADB.

Keywords

Anemia defisiensi besi Anak usia dini Formula Indeks Mentzer

Article Details

References

  1. Masrizal M. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2007;2(1):140-145.
  2. Putrihantini P, Erawati M. HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ANEMIA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SUSUKAN 04 UNGARAN TIMUR. 2013;1(2):5.
  3. Sandrianti M. Merck Pediatric Forum 2018: Tatalaksana Perawatan Anemia dan Rinitis untuk Peningkatan Kualitas Hidup Anak dan Keluarga.2018:3.
  4. World Health Organization. Global Anaemia Reduction Efforts among Women of Reproductive Age: Impact, Achievement of Targets and the Way Forward for Optimizing Efforts. World Health Organization; 2020. Accessed December 2, 2021. https://apps.who.int/iris/handle/10665/336559
  5. Mumpuni P, Widjanarko B, Indraswari R. GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN CINDEREJO KOTA SURAKARTA. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT. 2019;7:8.
  6. Wiradnyani LAA, Pramesthi IL, Raiyan M, et al. Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar. ke-dua. Southeast Asian Ministers of Education Organization, Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia; 2019.
  7. Goni DMM, Kapantow N, Sondakh R. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI (Fe) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUT KOTA MANADO. Published online 2015:7.
  8. Fajrin A, Sudargo T, . W. FAKTOR RISIKO SOSIAL EKONOMI, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Gizindo. 2014;35(1). doi:10.36457/gizindo.v35i1.120
  9. Fitriany J, Saputri AI. ANEMIA DEFISIENSI BESI. AVERROUS. 2018;4(2):1. doi:10.29103/averrous.v4i2.1033
  10. Direktorat Standardisasi Produk Pangan. PEDOMAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH UNTUK PENCAPAIAN GIZI SEIMBANG. Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI; 2013.
  11. Lestari S. Alam S, Purnamasari R, Bahar E, Ya’kub Rahadiyanto K. Mnetzer index as a screening tool for iron deficiency anemia in 6-12 year old children. Pediatrica Indonesiana. 2014;54(5):294-298.
  12. Sari TT, Aliza N, Soedjatmiko S. Indeks Mentzer sebagai Alat Diagnostik Anemia Defisiensi Besi di Sarana Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas: Perbandingan Berbagai Nilai Cut Off. SP. 2019;21(3):145. doi:10.14238/sp21.3.2019.145-51
  13. Yohanes S, Sukartini N, Setiawati A. Indeks Eritrosit untuk Membedakan Anemia Defisiensi Besi dengan Thalassemia B-Trait. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. 2016;23(1):50-55.
  14. Desfita S. Prevalensi Anemia, Status Gizi dan Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2012;1(4):5.
  15. Susanto H, Susanti D. Korelasi Kadar HBA2 dengan Indeks Mentzer Pada Pasien Thalasemia Di RS Hermina Depok. ANAKES. 2019;5(1):53-64. doi:10.37012/anakes.v5i1.331
  16. Sirajuddin S, Masni M. Kejadian Anemia pada Siswa Sekolah Dasar. Kesmas: National Public Health Journal. 2015;9(3):264. doi:10.21109/kesmas.v9i3.574
  17. Pratiwi EE, Sofiana L. Kecacingan sebagai Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Anak. JKMI. 2019;14(2):1. doi:10.26714/jkmi.14.2.2019.1-6
  18. Putri NM, Briawan D, Baliwati YF. Faktor Risiko Anemia pada Anak Sekolah Dasar di Temanggung. IJHN. 2021;8(1):33. doi:10.21776/ub.ijhn.2021.008.01.4
  19. Amran P. PREVALENSI PENYAKIT KECACINGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH DASAR YANG ADA DI KOTA MAKASSAR. MAK. 2019;8(2):59. doi:10.32382/mak.v8i2.839
  20. Handayani D, Kesuma Y, Purnamasari R, Husin S. Hubungan Defisisensi Besi dengan Perilaku Anak Usia Sekolah di Kota Palembang. Sari Pediatri. 2015;16(5):8.
  21. Suryani IAM, Satriyasa BK. Gambaran umum status anemia dan prestasi belajar anak usia sekolah dasar di SD Negeri 4 Abiansemal. Published online 2018:8.