Main Article Content
Abstract
Penyakit kanker masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyebutkan prevalensi penyakit kanker mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1.79 per 1000 penduduk, naik dari tahun 2013 sebanyak 1.4 per 1000 penduduk. Riset ini juga menemukan, prevalensi tertinggi ada di Yogyakarta sebanyak 4.86 per 1000 penduduk, disusul Sumatera Barat 2.47, dan Gorontalo 2.44. Tujuan Penelitian Untuk Menganalisis Faktor yang berhubungan dengan tingkat Kecemasan pasien Kanker selama pengobatan di Awal Bros Hospital Makassar. Sampel yang diteliti adalah sebanyak 35 responden, desain analaitik dengan pendekatan cross sectional, dan menggunakan alat ukur tingkat kecemasan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil menunjukkan bahwa Ada hubungan antara pengalaman pengobatan sebelumnya dengan tingkat kecemasan responden selama menjalani Pengobatan dengan nilai p- nilai P (0.013) atau < 0.05, Pengalaman awal pasien dalam pengobatan merupakan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman individu tentang kemo terapi kurang, maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat menjalani Pengobatan.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in this Journal agree to the following conditions:
- Copyright in each article belongs to author
- The author acknowledges that this journal has the right to publish articles with the copyright holder to author
- It is prohibited by law to copy or duplicate part or all of the contents of articles in this journal in any way and in any form and is prohibited from distributing the articles either electronically or printed without written permission from the Journal of Health, Education adn Literacy