Main Article Content

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang sangat diperhitungkan di negara berkembang, diperkirakan sepertiga populasi di dunia sudah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Di Sulawesi Selatan penderita tuberkulosis mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 13.029 kasus dibandingkan pada tahun 2014 sebanyak 12.454 kasus. Angka Case Notification Rate menunjukkan Kota Makassar merupakan kabupaten/kota dengan angka CNR tuberkulosis tertinggi yaitu 254 per 100.000 penduduk. Penyakit ini dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia yaitu oksigenasi, jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi salah satunya yaitu efusi pleura, pleuritis serta obstruksi jalan napas. Untuk penanganan bersihan jalan napas dapat dilakukan dengan pemberian tehnik batuk efektif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien TN. F dengan tuberkulosis paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di Ruang Sakura TK II Pelamonia Makassar. Pengumpulan data dan instrument dengan menggunakan format pengkajian yang didalamnya berisi pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar ceklis. Didapatkan selama tiga hari, masalah bersihan jalan napas teratasi, mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan frekuensi pernapasan 24x/menit.  Pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. F dapat terpenuhi dengan memberikan tindakan mandiri dan pemberian obat, sehingga bersihan jalan napas kembali efektif. Kepada perawat agar melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

Keywords

Askep kebutuhan oksigenasi Tuberkulosis

Article Details

References

  1. Alie, Y., Rodiyah. (2013) Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang. 15. Diakses dari http://stikespemkabjombang.ac.id pada tanggal 3 Mei 2018
  2. Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Ddasar Manusia Oksigenasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Fitri, M. D. (2017). Pengaruh Akurasi Pemasangan Oksigen Kanula Nasal Terhadap Perubahan Sesak Napas. 9 diakses dari http://idr-library.umbjm.ac.id pada tanggal 28 Mei 2018
  4. Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika .
  5. Nasution, S. D. (2015). Malnutrisi dan Anemia Pada Tuberkulosis Paru . 31. Diakses dari http://juke.kedokteran.unila.ac.id pada tanggal 27 Mei 2018.
  6. Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Medi Actiion.
  7. Pranowo, C. W. (2009). Efektifitas Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Untuk Penemuan BTA Pada Pasien TB Paru . 7. Diakses dari http://akbidmr.ac.id pada tanggal 26 April 2018
  8. Rahmaniar, D. S. (2017). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Tuberkulosis Paru . 30. Diakses dari http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id pada tanggal 3 Juni 2018.
  9. Saputra, L. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.
  10. Pontianak. 8. Diakses dari https://media.neliti.com pada tanggal 3 Mei 2018 .
  11. Somantri, I. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
  12. Somantri, I. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistemn Pernapasan . Jakarta : Salemba Medika .
  13. Werdhani, R. A. (2013). Patofisiologi, Diagnosis dan Kalsifikasi Tuberkulosis. 6. Diakses dari http://staff.ui.ac.id pada tanggal 29 Mei 2018.
  14. Wibowo, A. (2016). Upaya Penanganan Gangguan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tuberkulosis .9. Di akses dari http://eprints.ums.ac.id pada tanggal 29 Mei 2018.