Main Article Content

Abstract

Kolostrum adalah cairan tahap pertama Air Susu Ibu (ASI) yang dihasilkan selama massa kehamilan. Kolostrum mengandung  protein yang tinggi, vitamin yang larut dalam lemak serta mineral. Selain itu, dalam kolostrum juga terdapat zat imunoglobin yang merupakan antibody dari ibu  untuk bayi yang berfungsi sebagai imunitas pasif untuk bayi. Imunitas pasif ini yang akan berfungsi melindungi bayi dari bakteri dan virus yang merugikan pada tahun pertama kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adakah hubungan pemberian kolostrum dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Posyandu Desa Bonde. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study dengan metode Simpel Random Sampling dan instrumen  yang digunakan  adalah microtoise dan grafik serta Kuesioner tentang pemberian kolostrum. Sampel yang digunakan adalah balita umur 25-60 bulan sebanyak 75 responden. Hasil analisis uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,137 yang berarti lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sehingga Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian pemberian kolostrum dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting dan disarankan untuk memilih tempat yang lain.

Keywords

stunting kolostrum balita

Article Details

References

  1. Aditianti. 2010. Faktor Determinan Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan di Indonesia. IPB. Tesis
  2. Anshori, H. 2013. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 Bulan (studi di Kecamatan Semarang Timur). Artikel Penelitian. Semarang: Universitas Diponegoro.
  3. Barill, G. (2011). 2011 Double Pyramid: Healthy Food For People, Sustainable For The Planet. Roma: Codice Edizioni.
  4. Darmayanti, R.A., Muniroh, L., & Farapti. (2016). Perbedaan tingkat kecukupan zat gizi dan riwayat pemberian asi eksklusif pada balita stunting dan non stunting. Media Gizi Indonesia. 11(1). http://dx.doi.org/10.20473/mgi.v11i1.61-69
  5. Haryono, R,. & Setianingsih, S. (2014). Manfaat Asi Ekslusif Untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
  6. Irwansyah, Ismail, D., & Hakim, M. (2016). Kehamilan remaja dan kejadian stunting anak usia 6 – 23 bulan di Lombok Barat. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 32(6).
  7. Kusharisupeni. (2010). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  8. Kementrian Kesehatan RI. (2016). Situasi balita pendek. Info Datin, 2442 7659. https://doi.org/ISSN244.
  9. Meliyasari, F., & Isnawati, M. (2014). Aktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12 Bulan Di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Journal of Nutrition College. 3(2). DOI: https://doi.org/10.14710/jnc.v3i2.5437
  10. Nirwana, A. B. 2014. ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Nuha Medika
  11. Oktarina, Z., & Sudiarti, T. (2014). Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24—59 Bulan) Di Sumatera. Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(3), 175–180.
  12. Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Journal Kesehatan Andalas, 7(2). DOI: https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813
  13. Sinha, R.K., Dua, R., Bijalwan, V., Rohatgi, S., & Kumar, P. (2018). Determinants of Stunting, Wasting, and Underweight in Five High-Burden Pockets of Four Indian States. Indian J Community Med. Oct-Dec; 43(4): 279–283.
  14. Sulastri, D. (2012). Faktor determinan kejadian stunting pada anak usia sekolah di kecamatan lubuk kilangan kota padang. Jurnal Majalah Kedokteran Andalas, 36(1): 39-50
  15. Vaozia, S, & Nuryanto. (2016). Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun (Studi Di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan). Journal of Nutrition College, 5(4), DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16426