Main Article Content

Abstract

Kabupaten Majene menjadi daerah dengan tingkat risiko bencana yang paling tinggi di Provinsi Sulawesi Barat, bahkan Kabupaten Majene menempati peringkat kedua di Indonesia. Bencana alam memang menimbulkan dampak dan kerugian yang besar, yang kesemuanya berpotensi menjadi ancaman alam bagi masyarakat Indonesia, bencana alam merupakan peristiwa alam yang mempunyai dampak besar terhadap kemanusiaan. apalagi saat terjadi peristiwa alam seperti gempa bumi dan tsunami. Seperti halnya  bencana alam gempa bumi yang  terjadi di 2021 silam Gempa yang cukup kuat melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene. gempa berkekuatan  6,2 SR terjadi mengakibatkan lebih dari 100 korban jiwa, dengan lebih dari 7.800 rumah rusak dan sekitar 37.000 orang mengungsi. Gempa bumi merusak banyak infrastruktur dan mengganggu jaringan internet di Majene dan Mamuju.  Penelitian dilakukan untuk mngetahui kriteria yang paling dibutuhkan dalam penyedian infrastruktur transportasi serta merumuskan konsep penyediaan infrastruktur transportasi di wilayah terdampak bencana. Pemgumpulan data dilakuakn dengan pendekatan, Multi-Criteria Decision Analiysis (MCDA) dan analisis data menggunakan  Analitycal Hierarchy Process (AHP). Pada penelitian ini di dapatkan hasil kriteria yang paling di butuhkan saat terjadinya bencana yaitu Evakuasi korban dengan persentase senilai 62%, selanjutnya Efektifitas jaringan jalan senilai 14%, Distribusi barang senilai 12% dan yang terendah yaitu Ketersediaan akses informasi kebencanaan dengan persentase senilai 10%. Untuk konsep Penyediaan infrastruktur transportasi terbagi dalam 3 Indikator sebelum terjadinya bencana (Fase Mitigasi dan Fase kesiapsigaan) berfokus pada inventarisasi infrastruktur transportasi, peningkatan ketanganggapan dan aktifasi rencana. Indikator saat terjadinya bencana (Fase tanggap darurat) berfokus pada keperluan dasar kebutuhan pengungsi dan operasionaliasi rute map.  Indikatort saat stelah terjadi bencana (Fase Pemulihan) berfokus pada jalan permanen.

Keywords

Bencana alam, Infrastruktur transportasi, konsep penyediaan infrastruktur, Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Article Details

References

  1. Azis, Rudi dan Asrul. 2014. Pengantar Sistem dan Perencanaan Transportasi. Yogyakarta: Deepublish.
  2. Baas, S., Ramasamy, S., Pryck, J. D. De, & Battista, F. (2008). Disaster Risk Management Systems Analysis: A Guide Book. 175.
  3. Basak, I., & Saaty, T. (1993). Group decision making using the analytic hierarchy process. Mathematical and Computer Modelling, 17(4–5), 101–109.
  4. Basuki, I., Kauffman, J. B., Peterson, J., Anshari, G., & Murdiyarso, D. (2019). Land cover changes reduce net primary production in tropical coastal peatlands of West Kalimantan, Indonesia. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change, 24, 557–573.
  5. BNPB. (2008). Perka BNPB No. 4 Tahun 2008 Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Indonesia: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
  6. BNPB. (2008). Perka BNPB No 11 Tahun 2008 Tentang Pedoman Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana. https://doi.org/10.1177/2150135113516983
  7. Bruneau, M., Chang, S. E., Eguchi, R. T., Lee, G. C., O’Rourke, T. D., Reinhorn, A. M., Shinozuka, M., Tierney, K., Wallace, W. A., & Von Winterfeldt, D. (2003). A framework to quantitatively assess and enhance the seismic resilience of communities. Earthquake Spectra, 19(4), 733–752.
  8. Chaerul, M., Agustina, E., & Widyarsana, I. M. W. (2019). Analisis Multikriteria Dalam Pemilihan Sistem Pemrosesan Sampah Di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali (Multicriteria Analysis for Selecting Waste Processing System in Klungkung Regency, Bali Province). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 26(2), 74–79.
  9. Chang, S. E. (2009). Infrastructure Resilience to Disasters. The Bridge (Engineering), 39(4), 30–35.
  10. Chang, Justin S., Ki- Min Kim, Sung- Bong Chung, dan Kyu- Hwa Jung. 2010. “Patronage Ramp-Up Analysis Model Using a Heuristic F-Test.” Transportasion Research Record Journal of the Transportation Research Board.
  11. Evans, G. W. (1976). Transferrin function in zinc absorption and transport. Proceedings of the Society for Experimental Biology and Medicine, 151(4), 775–778.
  12. Goretti, A., & Sarli, V. (2006). Road network and damaged buildings in urban areas: short and long-term interaction. Bulletin of Earthquake Engineering, 4, 159–175.
  13. Han, J., & Hayashi, Y. (2008). A system dynamics model of CO2 mitigation in China’s inter-city passenger transport. Transportation Research Part D: Transport and Environment, 13(5), 298–305.
  14. Imam. B (2020). Mitigasi Struktural Bencana Pada Infrastruktur Sistem Transportasi.
  15. Indiyanto, A., & Kuswanjono, A. (2012). Interpretasi dan Respons Atas Bencana. AgAmA, BudAyA, DAn BencAnA, 7.
  16. Isngadi, I., & Khakim, M. (2021). Efektivitas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Fikih Kebencanaan Terhadap Perilaku Warga Muhammadiyah (Studi Kasus Covid-19). Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 7(1), 202–216.
  17. Jackson, S. (2010). The principles of infrastructure resilience.
  18. Jannah, S. R. (2019). Sintesis dan karakterisasi logam paduan Fe-Cr-Al sebagai material tahan panas. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
  19. Kodoatie, R. J. (2021). Rekayasa dan manajemen banjir kota. Penerbit Andi.
  20. Kuwata, Y., & Takada, S. (2004). Effective emergency transportation for saving human lives. Natural Hazards, 33(1), 23–46. https://doi.org/10.1023/B:NHAZ.0000035003.29275.32
  21. Nakanishi, H., Black, J., & Matsuo, K. (2014). Disaster resilience in transportation: Japan earthquake and tsunami 2011. International Journal of Disaster Resilience in the Built Environment, 5(4), 341–361.
  22. Ouyang, M., Dueñas-Osorio, L., & Min, X. (2012). A three-stage resilience analysis framework for urban infrastructure systems. Structural Safety, 36, 23–31.
  23. Petit, F. D., Eaton, L. K., Fisher, R. E., McAraw, S. F., & Collins III, M. J. (2012). Developing an index to assess the resilience of critical infrastructure. International Journal of Risk Assessment and Management, 16(1–3), 28–47.
  24. Pramestiara, S., & Pamungkas, A. (2024). Konsep Penyediaan Infrastruktur Darurat Logistik dalam Menghadapi Dampak Potensi Bencana Gempa Bumi di Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 13(3), C146–C151.
  25. Priadmodjo, A., Suriadi, N. A., Erwin, M. A., & Wijaya, F. (2023). DETERMINASI TINGKAT RISIKO BENCANA LOKASI WISATA PADA KABUPATEN MAJENE. BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING, 5(2), 44–54.
  26. Purnama, D. I. (2019). Analisis komponen utama pada data potensi kecamatan di kota palu sebelum bencana gempa bumi dan tsunami 28 September 2018. Jurnal Matematika, Statistika Dan Komputasi, 16(1), 25–32.
  27. Raharjo, E. P., Sarjana, S., & Safitri, M. (2022). Transportation infrastructure planning in supporting disaster mitigation: Case study in Mount Gamalama. Jàmbá-Journal of Disaster Risk Studies, 14(1), 1123.
  28. Saaty, T. L., & Sodenkamp, M. (2008). Making decisions in hierarchic and network systems. International Journal of Applied Decision Sciences, 1(1), 24–79.
  29. Seraji, H., Tavakkoli-Moghaddam, R., & Soltani, R. (2019). A two-stage mathematical model for evacuation planning and relief logistics in a response phase. Journal of Industrial and Systems Engineering, 12(1), 129–146.
  30. Shadiqi, A. M. U. H. R. (N.D.) (2020). Penentuan Konsep Penyediaan Infrastruktur Kedaruratan Transportasi Di Wilayah Potensi Terdampak Gempa.
  31. Tamin. (2000). Perencanaan dan Pemodelan transportasi. Penerbit ITB.
  32. UNISDR. (2009, Januari 23). Terminology. Retrieved Okteber 05, 2017, from UNISDR (Uniter Nations Office for Disaster Risk Reduction): http://www.unisdr.org/we/inform/terminology