Kepadatan Skeletonema costatum Pada pH yang Berbeda

Skeletonema costatum Density on Different pH level

  • Nurjamila Universitas Sulawesi Barat
  • Tenriware Universitas Sulawesi Barat
  • Nur Indah Sari Arbit Program Studi Akuakultur, Universitas Sulawesi Barat
Keywords: pH, Pengasaman Laut, Kepadatan Fitoplankton, Skeletonema costatum, Kualitas air

Abstract

ABSTRACT: The present study aimed to determine the effect of different pH level on the density of Skeletonema costatum. A completely randomized design (CRD) consisting of four treatments with 4 replications, including pH 5, pH 6, pH 7 (Control), and pH 8 was applied. Skeletonema costatum density rate and water quality were measured for data collection. A One-Way ANOVA was performed for statiscal analysis and analyzed descriptively. The results showed that the highest Skeletonema costatum density was obtained at pH 8 (26,667 cells/ml), then pH 7 (13,333 cells/ml), pH 6 (11,000 cells/ml) and the lowest Skeletonema costatum density was found at pH 5 (10,000 cells/ml).  Statistically, the pH had a significant effect on the density of Skeletonema costatum (p <0.05).  this finding suggests that the optimal pH level for rearing was pH 8.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pH terhadap kepadatan fitoplankton Skeletonema costatum. Metode yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yaitu pH 5, pH 6, pH 7 (Kontrol), dan pH 8. Tiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Parameter yang di uji meliputi laju Kepadatan Skeletonema costatum dan kualitas air. Analisis data menggunakan one way ANOVA untuk melihat signifikasi pengaruh perlakuan terhadap Kepadatan Skeletonema costatum dan hasil uji Kepadatan Skeletonema costatum di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini memunjukkan kepadatan Skeletonema costatum tertinggi diperoleh pada pH 8 (26.667 sel/ml), kemudian pH 7 (13.333 sel/ml), pH 6 (11.000 sel/ml) dan Kepadatan Skeletonema costatum terendah pada pH 5 (10.000 sel/ml). Berdasarkan uji Anova, pH memberikan pengaruh nyata terhadap Kepadatan Skeletonema costatum (p<0,05) dengan perlakuan terbaik yakni pH 8.

References

Alianto et al., 2020. Akumulasi Biomasa Fitoplankton yang Diukur sebagai Klorofil-a di Perairan Teluk Doreri, Provinsi Papua Barat. Jurnal Kelautan Tropis, 23(2), pp.247–254.

Andi, M, dan Akhmad, M. 2008. Pengubah Kualitas Air yang Berpengaruh Terhadap Plankton di Tambak Tanah Sulfat masam Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur. 3 (3). Balai Riset Budidaya Perikanan Air Payau. Hal: 364.

Armanda, D, T., 2013. Pertumbuhan Kultur Mikroalga Diatom Skeletonema Costatum (Greville) Cleve Isolat Jepara Pada Medium F/2 Dan Medium Conway. Jurnal bioma, Vol. 2 (1), Hal. 49-63.

Asih. P., 2014. Produktivitas Primer Fitoplankton di Perairan Teluk Dalam Desa Malang Rapat Bintan, Skripsi. UMRAH FIKP. Tanjung Pinang.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press.165 hal.

BBPBAP. 2015. Laporan Penelitian Tahunan Laboratorium Pakan Hidup. Jepara. Jawa Tengah.

Colman B, Gehl KA. 1983. Effect of External pH on the Internal pH of Chlorella saccharophila. J Plant Physiol 77 (4): 917-921.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta.

Erlina, A., S. Amini, H. Endrawati dan M. Zainuri, 2004. Kajian Nutritif Phytoplankton Pakan Alami pada Sistem Kultivasi Massal. Ilmu Kelautan, Vol. 9 (4): 206210.

Erlina, A., W. Hastuti,1986. Kultur plankton. Ditjenkan-IDRC. Jakarta. Dalam Kaemudin. 2005. Pengelolahan Budidaya Pakan Alami Chaetoceros cerratos di Broodstock Center Vannamei Balai Budidaya Air Payau Sitibondo, Jawa Timur. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.

Fauziah dan Hatta. M., 2015. Pengaruh Pemberian Kascing (Bekas Cacing) Dengan Dosis Yang Berbeda dalam Kultur Skeletonema costatum. Acta Aquatica. 2 (1) : 11-17.

Fitriani, Fendi, dan Rochmady., 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Anorganik (NPK+Silikat) dengan Dosis Berbeda Terhadadap Kepadatan Skeletonema costatum pada Pembenihan Udang Windu, Jurnal Akuakultur,Vol. 1 (1), Hal. 11-18.

Haris, A. S. Malik, A dan Selvi. A. 2016. Optimasi Pemberian Skeletonema Costatum Yang Dipupuk Cairan Rumen Dengan Kepadatan Yang Berbeda Terhadap Sintasan Larva Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Stadia Zoea Sampai Mysis.

Herawati, V.E dan J. Hutabarat. 2015.Analisis Pertumbuhan : Kelulushidupan dan Produksi Biomass Larva Udang Vanamei dengan Pemberian Pakan Artemia sp. Produk Lokal yang Dipercaya Chaetoceros caltitrans dan Skeletonema costatum PENA Akuatika.,12(1):1-12.

Kadim, M.K., Pasisingi, N., dan Paramata, A.R. 2017. Kajian kualitas perairan Teluk Gorontalo dengan menggunakan metode STORET. Depik, 6(3), 235-241.

Munirma et al., 2020. Studi Produktivitas Primer Fitoplankton di Periaran Danau Motonuno Desa Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 5(1), pp.8–16.

Odum, E. P., 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Yogayakarta. Gajah Mada Universitypress.

Rudiyanti, S. 2011. Pertumbuhan Skeletonema costatum Pada Berbagai Tingkat Salinitas Media. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2 : 69 -76

Sary. 2006. Bahan Kuliah Manajemen Kualitas Air. Politehnik vedca. Cianjur.

Sidaningrat, I. G. A. N., Arthana, I. W., Suryaningtyas, E. W. 2018. Tingkat Kesuburan Perairan Berdasarkan Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Batur, Kintamani, Bali. Jurnal Metamorfosa V (1): 79-84.

Sihombing, R.F., Aryawati, R. & Hartoni, 2013. Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal, 5(1), pp.34–39.

Simanjuntak, M. 2012. Kualitas air laut ditinjau dari aspek zat hara, oksigen terlarut dan pH di perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol.4 (2): 290-303.

Sriyani., 1995. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbihan plankton. Universitas Brawijaya. Malang.

Suriawiria, U., 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit Alumni. Bandung. hal. 330.

Sutomo., 2005. Kultur Tiga Jenis Mikroalga (tetraselmis sp., Chlorella sp. dan chaetoceros gracilis) dan Pengaruh Kepadatan Awal terhadap Pertumbuhan C. gracilis di Laboratorium. Oseanologi dan Limnologi. 37 : 43–58.

Taw, 1990. Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal Mikro Alga. Proyek Pengelolaan Budidaya Ikan Jepara (diterjemahkan oleh B Marto Sudarrno dan Wulani).

Yazwar. 2008. Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Danau Toba. Jurnal Universitas Sumatera Utara. Ekologia, Vol. 16 No.2.

Yuliastuti, N. H. 2007. Pertumbuhan alga Chaetocheros mulleri pada media pupuk pertanian dengan dan tanpa penambahan probiotik Bacillus sp. IRVE01. IPB. Bogor. Hal 15-16.

Published
2021-04-11