Main Article Content

Abstract

Jalan poros Makassar – Maros merupakan jalan nasional yang merupakan akses penghubung provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Volume kendaraan pada km 15 sampai km 25 yang tinggi menyebabkan terjadinya kemacetan. Dengan mengetahu tingkat pelayanan lalu lintas akan memberikan gambaran solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan. Metode bauran kuantitatif dan kualitatif digunakan pada penelitian ini dengan turun langsung mengambil data di lapangan dan menganalisis data dengan panduan pedoman kapasitas jalan Indonesia tahun 2014. Derajat Kejenuhan  KM 15+700  arah Makassar sebesar 1,01, arah Maros sebesar 0,53, pada KM 20+400 arah Makassar sebesar 0,81, arah Maros sebesar 0,51, pada KM 22+900 arah Makassar sebesar 0,71 dan arah Maros sebesar 0,45. Tingkat Pelayanan pada KM 15+700 arah Makassar = F sedangkan arah Maros = C, pada KM 20+400 arah Makassar = D sedangkan arah Maros = C dan pada KM 22+900 arah Makassar dan Maros berada pada tingkat pelayanan = C. Berdasarkan data lapangan yang telah didapatkan penulis memberikan solusi berupa desain model flyover yang dapat dijadikan referensi untuk modernisasi dan keindahan arsitektural bangunan infrastuktur serta waktu tempuh jauh lebih cepat dari Makassar ke Maros akibat tidak mengalami persinggahan. Didapatkan beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan ini seperti pelebaran jalan, model rekayasa lalu lintas dan Pembangunan flyover.

Keywords

Kemacetan, Makassar, Maros dan Rekayasa Lalu lintas,

Article Details