Main Article Content
Abstract
Penentuan lokasi dan dimensi bangunan pelindung pantai khususnya bangunan pemecah gelombang harus memperhatikan data oseanografi agar bangunan dapat berfungsi secara efektif untuk melindungi pantai dari kerusakan akibat gelombang dan arus. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dari Badan Metereologi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG), data Batimetri Nasional (BATNAS) dan data primer yang diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan berupa data sedimentasi dan pasang surut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh laju sedimentasi untuk titik 1 sebesar 402,405 cm3/tahun. Titik 2 sebesar 503,006 cm3/tahun. Titik 3 sebesar 955,713 cm3/tahun. Untuk data pasang surut diperoleh Higher High Water Level (HHWL) = 1,78 m, Mean High Water Level (MHWL) = 1,2053 m, Mean Sea Level (MSL) = 0,9203 m, Mean Low Water Level (MLWL) = 0.6353 m, Lower Low Water Level LLWL = 0,20 m. Angin dominan selama 10 tahun bergerak ke arah utara dengan kecepatan angin maksimum 11 knot dengan panjang fetch efektif 398,21 km. Dari peramalan gelombang tersebut didapatkan Tinggi gelombang pecah (Hb) = 76,44 meter, kedalaman gelombang pecah (db) = 3,822 meter, tinggi gelombang maksimum 2 meter dan periode 7 detik.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.