Main Article Content

Abstract

Provinsi Sulawesi Barat tepatnya di Kabupaten Majene adalah salah satu tempat di Indonesia yang memiliki populasi spesies ikan terbang atau biasa dikenal masyarakat setempat dengan istilah ikan tuing-tuing. Namun beberapa tahun terakhir, populasi ikan tuing-tuing di Kabupaten Majene telah mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah populasi itu terjadi, seperti penangkapan ikan dan telur ikan tuing-tuing secara bebas, kurangnya Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Ikan Yang Tertangkap, dan adanya aktivitas manusia yang merugikan tempat habitat ikan tuing-tuing. Untuk mengatasi hal tersebut, peran serta masyarakat nelayan dan pemerintah setempat dalam melestarikan ikan tuing-tuing  sangat dibutuhkan. Upaya yang dapat dilakukan seperti, adanya Pembuatan Zonasi Untuk Marine Protected Area (MPA) (Sustainable Development), perlindungan ikan tuing-tuing secara tertulis, Pengaturan Waktu dan jalur Penangkapan, Pembenihan Telur Ikan Terbang, Penyediaan Mata Pencaharian Alternatif Bagi Nelayan Potangnga Karena Bersifat Musiman, Pengaturan izin penggunaan Alat Tangkap Dengan Mata Jaring ≥1,5 Inchi ; Dengan Panjang Jaring <1000 m sehingga selektivitasnya tinggi (Pengembangan Alat Tangkap Yang Efisien) dan memberikan penyadaran kepada masyarakat nelayan sekitar. Metode pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui kajian literature, observasi, angket dan wawancara terbuka.

Keywords

Ikan tuing-tuing; Keunggulan lokal; Pelestarian; SDGs

Article Details