Main Article Content

Abstract

Stunting is one of the nutritional problems experienced by several countries in the world, especially developing countries including Indonesia. The prevalence of stunting in Majene Regency reaches 35.7%. The purpose of this study was to determine the relationship between the age at which complementary foods were introduced and the incidence of stunting. The population in this study were toddlers aged 24-59 months. The sample in this study was obtained using a saturated sample technique, namely the entire population was sampled. To analyze the test data used the chi-square test. The results of the statistical test showed a p value (0.038) <0.05, which means that there is a relationship between the age of introduction of breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers. Toddlers with an earlier introduction of weaning food have a risk of 2.595 times experiencing stunting compared to toddlers whose introduction of weaning food is on time


Keywords: stunting; weaning food; toddlers.

Keywords

stunting; weaning food; toddlers

Article Details

References

  1. Asiyah S, Suwoyo, Mahaendriningtyastuti. 2010. Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah Sampai Tribulan II Tahun 2009 di Kota Kediri. Jurnal Kesehatan Suara Forikes. 1(3): 210-222
  2. Akombi BJ, Agho KE, Hall JJ, Merom D, Astell-Burt T, Renzaho AMN. 2017. Stunting and severe stunting among under-5 years in Nigeria: a multilevel analysis. BMC Pediatrics. 17(1): 1-16.
  3. Azzahra, P. R. (2019). Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Anak Usia 6-24 Bulan yang mengalami Stunting di Puskesmas Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat.
  4. Bloem, M. (2013). Preventing Stunting: Why it Matters, What it Takes. In The Road to Good Nutrition. https://doi.org/10.1159/000355990
  5. Branca F, Ferrari M. 2002. Impact of Micronutrient Deficiencies on Growth: The Stunting Syndrome. Annals of Nutrition and Metabolism. 46(1):8-17.
  6. Gahayu, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Deepublish.
  7. Hanani R, Syauqy A. 2016. Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus, Bahasa dan Personal Sosial Pada Anak Stunting dan Non Stunting. Jurnal of Nutrition College; 5(4).
  8. Kemenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.
  9. Kemenkes. 2018. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta. Direktorat Gizi Masyarakat.
  10. Kemenkes. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2020 Tentang standar Antropometri Anak. 2020. Jakarta.
  11. Kemenkes. 2021. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. Jakarta.
  12. Khasanah DP, Hadi H dan Paramashanti BA 2016. Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) berhubungan dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-23 Bulan di Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. 4 (2): 105-111.
  13. Lamid Astuti. 2015. Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita; Bogor (ID): IPB Press.
  14. Maharani, S. (2022). Hubungan Praktik Pemberian Mpasi Terhadap Kejadian Stunting Pada Baduta Usia 6-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontokassi Kabupaten Takalar.
  15. Mufida, Widyaningsih dan Maligan. 2015. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu Untuk Bayi 6-24 Bulan; Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3(4).
  16. Nadiyah, Dodik B, Drajat M. 2014. Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 0-23 bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan. 9(2): 125-132.
  17. P2PTM Kemenkes RI, 2018. 1 dari 3 Balita Indonesia Derita Stunting. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/1-dari-3-balita-indonesia-derita-stunting
  18. Purwandini K, Kartasurya, MI. 2013. Pengaruh Pemberian Mikronutrient Sprinkle Terhadap Perkembangan Motorik Anak Stunting Usia 12-36 Bulan. Journal of Nutrition College. 2013; 2(1): 50-9.
  19. Pusdatin Kemenkes. (2018). Buletin Stunting. In Kementerian Kesehatan RI (Vol. 1).
  20. Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya),. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
  21. Rahayu, A., Km, S., Ph, M., Yulidasari, F., Putri, A. O., Kes, M., Anggraini, L., Mahasiswa, B., & Masyarakat, K. (2018). Studt Guide; Stunting dan Upaya Pencegahannya.
  22. Renyoet BS, Martianto D, Sukandar D. 2016. Potensi kerugian ekonomi karena stunting pada balita di Indonesia tahun 2013. Jurnal Gizi dan Pangan. 11(2): 247-254
  23. Sandra, F., Ahmad, S., & Arinda, V. (2018). Cegah Stunting itu Penting. Warta Kermas, 1–27.
  24. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet,.
  25. Sugiyono. (2017). Penelitian Kuantitatif. Pemaparan Metodenpenelitian Kuantitatif.
  26. Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian.
  27. Victoria GG, de Onis M, Hallal PC, Blossner M, Shrimpton R. 2010. Worldwide timing of growth faltering: revisiting implications for intervention. Pediatrics. 125: 473-480.
  28. Welasasih BD, Wirjatmadi RB. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health. 2012: 8(3): 99-104.
  29. World Bank. 2014. Poverty and Health [Internet] tersedia di https://www.worldbank.org/en/topic/health/brief/poverty-health. Diakses pada 16 April 2022
  30. World Health Organization (WHO). 2019. Levels And Trends In Child Malnutrition. Sumber: https://www.who.int/nutgrowthdb/jme-2019-key-findings.pdf, diakses 18 April 2022.
  31. Yoshua Prihutama, N., Agung Rahmadi, F., & Hardaningsih, G. (2018). Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun. 7(2), 1419–1430